Panduan Dasar Pengerjaan Tugas Akhir UI/UX di Informatika Tel-U — Part 2

Hafidz Noor Fauzi
8 min readMay 11, 2019

Yap, Part 2 is here!

Pada Part-1 saya sudah menjelaskan tentang tahapan-tahapan dan kesiapan kalian untuk mengerjakan Tugas Akhir UI/UX. Dan pada Part-2 ini saya akan lebih menceritakan kisah-kisah orang yang sedang/sudah mengerjakan Tugas Akhir UI/UX. Dan dengan adanya Part-2 ini kisah-kisah yang saya berikan disini bisa lebih menginspirasi kalian untuk mengerjakan Tugas Akhir UI/UX.

Jika Anda belum membaca bagian Part-1, sila buka tautan ini

📝 The Story Behind of TA UI/UX

Ada banyak sekali cerita yang terjadi selama pengerjaan tugas akhir UI/UX ini. Ada yang mulus terus sampai akhir, ada juga yang lelah di tengah jalan kemudian pindah topik TA, dan malahan ada yang lelah sampai malas untuk melanjutkan TA-nya. Disini akan saya bahas mengenai 3 orang pejuang Tugas Akhir di UI/UX yang sedang atau sudah berhasil memperjuangkan karya tugas akhirnya.

⚠️ Disclaimer: Cerita dibawah ini asli dan benar terjadi dan telah disetujui oleh pihak yang bersangkutan. Nama tokoh akan saya samarkan demi kenyamanan pihak yang bersangkutan.

1️ — Kisah Anto

Anto datang ke saya dan bertanya “Noor, bantuin gue cariin permasalahan dong.”

Anto ini adalah seorang asisten laboratorium dimana kesehariannya mengurusi kegiatan didalam laboratoriumnya. Disamping itu dia sering bermain DOTA dan pacaran.

Kemudian saya balas “Lah, emang lu mau bikin tentang apa?”. Anto mulai menjelaskan topik yang akan diangkat. Kasusnya yang diambil adalah konsep pembelajaran auditori — pembelajaran melalui suara — pada anak untuk meningkatkan daya ingatnya.

“Oooh ok, terus kata pembimbingnya apa to?” Tanya saya. Pembimbing mengatakan bahwa justifikasi yang diberikan tidak kuat untuk diangkat sebagai masalah Tugas Akhir. Karena dia masih belum ada bukti bahwa masalah yang akan diangkat ini memang dibutuhkan penyelesaian dengan pembelajaran auditori atau ada cara lain yang lebih solutif. Karena dia sangat interest dalam dunia permusikan, dia masih keukeuh dengan solusi auditori ini.

1 bulan 2 bulan ketika saya dan teman-teman yang lainnya sudah mengajukan DE (Desk Evaluation). Anto malah belum ada progress sama sekali, mungkin DOTA dan pacarnya sudah menyita waktunya saat itu. Tapi di lain sisi, jujur saya sebenarnya kasihan melihat dia belum ada kemajuan, tetapi Tugas Akhir ini adalah buah keseriusan dari diri sendiri. Jika kalau tidak ada niat atau tekad yang bulat maka akan susah menyelesaikannya. Ditambah dosennya sangat kritis terhadap anak bimbingannya.

1–2 tahun berlalu Anto belum juga lulus, sampai saya lulus pun dia masih belum ada progress yang signifikan. Tetapi pada tahun ini, Anto yang sekarang sudah berbeda. Dia sudah mulai dengan ganti Topik TA lain yang bukan UI/UX lagi dan alhamdulillah progress pengerjaannya lebih meningkat dibandingkan sebelumnya. Lalu hobi DOTA dan pacaran sudah digantikan dengan hobi fotografi yang lebih produktif untuknya. Karya-karya nya bagus & menarik, malahan sekarang dia memulai bisnis dari hobinya tersebut. Alhamdulillah…

2 — Kisah Ita

“Bang, gue ambil TA nya sama kayak lo nih. Nanti bantuin gue yaaak” kata Ita waktu saya berjalan masuk ke gedung E. “Yakin nih mau ambil TA UI/UX?” Belajar dari Anto, saya ingin tahu seberapa yakin dia di topik ini. “Iyaa bang, makanya doain guee yak. Mana dosennya sekarang harus ambil Pak Anang sama Bu Ika lagi…” “Hahahaha selamat dah! Yaudah tar kabarin aja kalo butuh sesuatu ya”.

Ita adalah orang yang tekun dan dia pandai dalam berbicara. Beberapa kali aktif dalam organisasi kampus dan dia termasuk anak yang punya kemampuan dalam berbicara. Saya yakin dia akan lolos sampai sidang TA nanti dengan cara dia berbicara.

3 bulan berlalu, dan selama itu Ita terkadang menanyakan cara penulisan dan paper acuan yang dapat diambil kepada saya. Di lain kesempatan kita bertemu lagi didepan gedung E, “Wey, gimana tak progress TA lu? haha” “Heeuh, gila bang gue kemarin abis DE nih kan, terus gue masih salah di latar belakang dan terpaksa ngulang ke DE 2. Bener-bener kacau dah, susah buat nembusin permasalahan gue bang ke Pak Anang. Bayangin bang, cuma 5 orang doang yang lolos DE 1 kemarin, beda ama topik Ta lain yang bisa banyak anak yang lolos DE 1. Ini nih, kalo misal DE 2 gue tetep ga lulus, fix gua bakal ambil topik lain”

Gokil! Awalnya yang saya pikir dia akan lancar dalam pengerjaan ternyata malah sebaliknya. Tetapi cara Ita memilih untuk mundur dari topik TA ini adalah sebuah langkah yang tepat daripada berlama-lama mengerjakan Tugas Akhir yang tujuannya hanya untuk mencapai kelulusan.

Beberapa bulan kemudian, saya dapat kabar bahwa ketika Ita ganti topik TA, progressnya lebih lancar dan sekarang dia akan publish paper ke ICOICT (event conference dari Telkom University) dalam waktu dekat dan bagusnya sebelum jadwal sidang-nya, yang artinya dia tidak perlu mengikuti sidang karena penelitiannya sudah dipublikasikan dalam event conference internasional. Alhamdulillah…

3 — Kisah Bram

Bulan November 2018, saya bersilaturahmi ke dosen pembimbing saya dulu. Kami berbincang-bincang banyak mengenai kerjaan di bidang UI/UX dan cerita keadaan mahasiswa yang mengambil topik TA UI/UX. Disaat dosen pembimbing menyebutkan nama Bram dari angkatan saya yang belum juga lulus sampai saat itu. Saya langsung bertanya

“Bram belum lulus bu?”

“Oh bram temen kamu?”

“Iyaa bu, teman kepanitiaan dulu”

“Aduh itu tolong dibantu dong fidz. Dia udah sidang TA yang dua tapi tetep gagal. Sebenernya ibu sampe capek ngarahin dia karena ga paham-paham orangnya. Kayanya kita berdua agak susah untuk saling berkomunikasi deh ini. Saya bilang apa dia nangkepnya apa, beda maksudnya. Mungkin kamu teman seumurannya bisa ngebantu dia biar paham buat permasalahannya.”

Selesai dari situ, saya langsung telfon si Bram untuk ketemuan di hari itu juga. Karena sidang yang ketiganya (kesempatan terakhir) udah tinggal 1 minggu lagi.

Bram ini orangnya agak sedikit ble’e untuk memahami sesuatu memang. Agak lama daya tangkepnya. Tapi ketika temennya yang menjelaskan dengan bahasa yang seumuran, dia akan lebih cepat paham. Dan karena sudah pernah kenal dekat di kepanitiaan jadi saya bisa masuk untuk memberi arahan agar dia bisa cepat paham.

Saat bertemu, saya langsung bertanya sudah sampai mana progress tugas akhirnya. Dan ternyata masalahnya masih pada bab yang sering saya sebut di Part-1, yaitu Bab I — Pendahuluan (Disamping bab-bab yang lain). Bab yang sangat dipenting tetapi kadang disepelekan. Saya bantu arahkan dari mulai memperbaiki penyampaian masalah, struktur paragraf yang tepat, kemudian bagian mana saja yang harus ditekankan pada tugas akhirnya. Sekitar 2 jam kita bertemu dan akhirnya dia paham kemudian dengan semangat dia langsung melanjutkannya di kostan. Untuk penjelasan ke Bram ini ada di kolom Pro Tips dibawah.

2 minggu berlalu saya tidak berani bertanya kabar padanya, dan 1 bulan kemudian saya mendapat kabar bahwa dia akhirnya lulus dari Tugas Akhir UI/UX. Alhamdulillah…

Dari ketiga kisah diatas, ada beberapa nilai yang bisa kita pahami. Dari orang yang sudah di push kemudian malas dan lesu, orang yang berjuang di topik tugas akhir yang diminati kemudian akhirnya beralih topik TA nya, dan orang yang terus berjuang hingga kelulusannya.

❓ Reason

OK, mungkin ada yang bertanya “Kenapa para dosen pembimbing di bagian UI/UX begitu ketat dalam menyeleksi tugas akhir anak-anaknya?”

Sebenarnya tidak se-susah itu dan se-rumit itu. Banyak juga kok yang mulus-mulus aja, termasuk saya hehe. Yaa walaupun butuh perjuangan ini itu untuk nembusin ke pembimbing, tapi hasil akhirnya sangat worth menurut saya. Seperti yang telah saya jelaskan pada Part-1, di Tugas Akhir UI/UX ini kita diajarkan untuk lebih kritis terhadap masalah. Dan dosen pengampu dari UI/UX ini juga sangat kritis, jadi kita harus tahu betul-betul tahu masalah yang akan kita angkat dan membaca semua referensi yang terkait dari penelitian kita. Dengan sungguh-sungguh insya allah ada hasil yang akan mengikuti :)

Sebagai UX Designer atau UI Designer, kita tidak membuat tampilan yang hanya good-looks & eye-pleasure tetapi harus ada reason dibalik itu dan yang terpenting tidak berdasarkan asumsi.

Assumption is killing.

💡 Pro Tips

Saat saya menjelaskan ke Bram, saya memberikan komposisi untuk pembentukan tugas akhir yang benar. Saya gambarkan seperti sebuah piramida rantai makanan yang kurang lebih seperti diatas.

Seperti yang terlihat diatas, ini seperti rantai makanan. Yang paling pertama dibangun adalah adalah BAB I — Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang dan rumusan masalah dari Tugas Akhir kita. Jika kita tidak difokuskan pada tahap ini maka Tinjauan Teori, Metodologi Penelitian, Implementasi, dan Penutup tidak bisa hidup (kalau dalam tugas akhir tidak kokoh pondasi nya). Ini juga berlaku untuk semua topik tugas akhir yaa, karena di tingkat I ini nilai nya sangat besar dibandingkan dengan bab-bab selanjutnya atau bahkan hasil prototype aplikasi kalian.

Tetapi saya tidak menyarankan untuk mengabaikan BAB II (Landasan Teori) sampai BAB V (Penutup) ya, tetapi jika kalian fokus pada permasalahan dan latar belakang yang diambil berkualitas, maka kalian akan dengan mudah mengerjakan bab-bab selanjutnya.

Setelah menemukan permasalahan dan latar belakangnya, selanjutnya pilih metode pendekatannya tepat. Analoginya seperti tidak mungkin kita akan memasak spaghetti dengan cara dibakar apalagi diasap. Sangat tidak mungkin. Memang memilih metode ini memang seperti cara memasak, ada langkah demi langkah, jika ditambahkan dengan niat dan rasa cinta-ikhlas yang tinggi maka kalian dapat menghasilkan masakan terlezat yang pernah kalian buat. Jadi tambahkanlah niat dan rasa cinta yang tinggi untuk mengerjakan tugas akhir kalian, hasil pasti akan mengikuti jika kalian melakukan proses/langkah yang benar.

Photo by Rathish Gandhi on Unsplash

Kemudian — seperti yang saya bahas di Part-1 — perbanyak membaca. Kalian sedang meneruskan ilmu dalam cara meriset/menemukan suatu solusi dari permasalahan, riset ini sangat erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan. Jadi jika kalian tidak berilmu atau kurang ilmu dalam bidang yang kalian hadapi maka akan sulit untuk mengerjakan tugas akhir ini.

📌 Last but Not Least

Tetap semangat pada tugas akhir kalian, jika kalian mentok di tengah jalan coba ingat baik-baik perjuangan orang tua kalian untuk menyekolahkan kamu sampai di perguruan tinggi. Tugas akhir adalah sebuah perjalanan dalam memperjuangan suatu ide dan gagasan kita dalam hal pengetahuan.

Enjoy the process. Result follows.

Semoga kalian selalu dimudahkan dalam segala cobaan dalam pengerjaan Tugas Akhir. Aamiin 🙏

Thank you for reading! I’d love to hear of any feedback from you for this article. Say hi to me at hafidznoor@live.com or connect me at LinkedIn. Cheers 🍻

--

--